Wednesday, November 28, 2007

Kecoak

Seekor Kecoak melintas dipandangan. Aku tidak merasa terancam akan tetapi merasa jijik dengan kehadirannya. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, segera saja aku ambil sendal jepit buruk berwarna biru kusam. Dengan seketika sendal jepit itu kuhujamkan pada kecoak sialan itu. Hanya sekali pukulan saja. Hingga sang kecoak tidak berbentuk lagi. Isi perutnya yang berwarna putih kehijauan itu keluar semua, berceceran dan muncrat ke dinding. Kaki dan tangannya berserakan patah terpisah dari badan, meskipun aku tidak dapat membedakan kaki dan tangannya. Sayapnya patah remuk berkeping-keping. Aku tidak tau dan tidak perduli apakah dia kecoak lelaki preman ataukah kecoak wanita yang sedang bunting. Pada akhirnya berkuranglah satu lagi kecoak dari muka bumi ini. Jadi, ini adalah peringatan kepada para kecoak agar jangan sekali-kali melintas di hadapanku. Karena kalian akan tau akibatnya. Ini bukan ancaman, karena aku bukan orang yang suka mengancam. Tapi ini serius!!!!

Monday, November 19, 2007

Pesan Untukmu


Harap selalu diingat. Karena aku tidak akan mengulangi apa yang sudah kuucapkan. Jika engkau menyadari bahwa engkau tidak mempunyai kemampuan untuk mengingat dengan baik, ada baiknya kau catat pada secarik kertas atau dimanapun. Karena ini penting!!!. Atau adakah kata lain yang memberikan makna jauh lebih penting dari pada kata "penting" itu sendiri? Jika memang ada, aku akan maenggunakan kata itu..... Tetaplah engkau selalu berada disampingku, memegang erat tanganku, memeluk erat tubuhku, mencium bibirku, pada saat kita berada dalam suka dan duka. Karena aku mencintaimu. Karena cintamu memberikan kedamaian. (Pada seseorang yang selalu dapat membuatku tersenyum)



Tuesday, June 26, 2007

Karena Matamu Sipit



Mata sipitmu itu indah
Susah untuk dilupakan
Bahkan....
Tak akan terlupakan


( Ingatan yang tersisa kala menghabiskan waktu
di kawasan Phatpong, Silom Soi 4)




Wednesday, June 13, 2007

Aku Ingin Kau Ada Di Sini


Aku tidak ingin kau menuliskan puisi untukku
Yang kuinginkan selalu dapat menguntai kata denganmu
Untuk dapat memaknai hari-hariku.

Aku tidak ingin kau mengalunkan lagu merdu untukku
Yang kuinginkan hanyalah selalu mendengar suaramu
Untuk menciptakan nuansa pada relung kalbuku.

Aku tidak ingin kau membuatkan lukisan terindah
Yang kuinginkan adalah hadirmu
Untuk menggoreskan warna pada semesta hidupku.

Aku tidak ingin kau membawakanku pada kilau dunia
Yang kuinginkan kau selalu ada berbaring disampingku
sambil memandangi bulan dan bintang
Untuk menerangi pekatnya malamku.

Aku tidak ingin kau jauh
Yang kuinginkan kau ada di sini
Bersamaku.....

Di hatiku.....
Selamanya.

Friday, May 25, 2007

Kemarin

Kulepas tanya dihatiku
Saat kau harus pergi dari hidupku.

Haruskah daku tenggelam
Dalam sepi
Dalam kecewa, dalam nestapa
Dalam gulana, dalam perih yang panjang?

Kusadari hari-hari kan terus berlalu
Tanpa pernah mau menunggu
Walau apa yang terjadi
Kusadari detik-detik kan terus berlari
Kusadari hidup ini masih ada
Dan masih kumiliki asa.

(Kusadari(Masih Ada) – Cipt. Elfa Secioria)


Setelah sekian lama, akhirnya kemarin aku melihat wajah itu lagi. Sejenak, aku tenggelam di bening matanya, tersesat pada manis senyumnya. Sungguh pendarnya masih sama seperti dulu, sanggup melarutkan aku ke dalam rasa yang membuncah. Kemarin, bersama kita melangkahkan kaki di keramaian. Kita membunuh waktu dengan duduk bersama, tertawa, dan bercerita tentang segala asa di benak. Kemarin, aku meletakkan tanganku dengan erat dipundakmu dan membelai rambutmu namun tanpa menciptakan imaji liar. Sungguh bersamamu adalah salah satu saat terindah dalam hidup, meskipun tanpa membawa hasrat kepada kisah masa lalu.
Masih pada hari kemarin, kau ceritakan kepadaku dengan rasa yang bergelora tentang sandaran hatimu. Kau ceritakan kepadaku tentang angan-anganmu bersamanya dalam menapakkan kaki pada kehidupan. Tanpa kau ceritakan, tetapi wajahmu sanggup mengungkapkan kebahagiaan yang kau rasakan. Akan tetapi, perlu kau ketahui bahwa itu adalah bahagiaku juga.
Kemarin, hari ini, dan seterusnya, aku akan membiarkan semuanya seperti ini. Akan membiarkan rasa itu pernah ada dan akan tetap ada. Aku tidak akan berusaha untuk melangkahkan kaki lebih jauh lagi, pun tidak akan berusaha untuk menghidupkan kembali cerita masa lalu. Karena cerita itu telah usai. Namun catatlah dibenakmu bahwa aku akan selalu tulus menyayangimu dan tidak akan pernah melupakanmu, bukan karena aku tidak sanggup melupakanmu. Juga bukan karena kau yang terindah. Tetapi karena aku merasa bahagia dengan keadaan ini. Dan....aku yakin kelak kaupun akan mengerti dengan semua ini.