Wednesday, November 28, 2007

Kecoak

Seekor Kecoak melintas dipandangan. Aku tidak merasa terancam akan tetapi merasa jijik dengan kehadirannya. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, segera saja aku ambil sendal jepit buruk berwarna biru kusam. Dengan seketika sendal jepit itu kuhujamkan pada kecoak sialan itu. Hanya sekali pukulan saja. Hingga sang kecoak tidak berbentuk lagi. Isi perutnya yang berwarna putih kehijauan itu keluar semua, berceceran dan muncrat ke dinding. Kaki dan tangannya berserakan patah terpisah dari badan, meskipun aku tidak dapat membedakan kaki dan tangannya. Sayapnya patah remuk berkeping-keping. Aku tidak tau dan tidak perduli apakah dia kecoak lelaki preman ataukah kecoak wanita yang sedang bunting. Pada akhirnya berkuranglah satu lagi kecoak dari muka bumi ini. Jadi, ini adalah peringatan kepada para kecoak agar jangan sekali-kali melintas di hadapanku. Karena kalian akan tau akibatnya. Ini bukan ancaman, karena aku bukan orang yang suka mengancam. Tapi ini serius!!!!

1 comment:

Prof. Utonium said...

Sometimes gue berpikir, Tuhan pasti gak akan menciptakan sesuatu yang tidak berguna atau tidak berpotensi untuk berguna. Tapi gue mengalami kesulitan mencari apa gunanya penciptaan kecoa ya? Pasti ada kok, gue yakin.