Friday, May 25, 2007

Kemarin

Kulepas tanya dihatiku
Saat kau harus pergi dari hidupku.

Haruskah daku tenggelam
Dalam sepi
Dalam kecewa, dalam nestapa
Dalam gulana, dalam perih yang panjang?

Kusadari hari-hari kan terus berlalu
Tanpa pernah mau menunggu
Walau apa yang terjadi
Kusadari detik-detik kan terus berlari
Kusadari hidup ini masih ada
Dan masih kumiliki asa.

(Kusadari(Masih Ada) – Cipt. Elfa Secioria)


Setelah sekian lama, akhirnya kemarin aku melihat wajah itu lagi. Sejenak, aku tenggelam di bening matanya, tersesat pada manis senyumnya. Sungguh pendarnya masih sama seperti dulu, sanggup melarutkan aku ke dalam rasa yang membuncah. Kemarin, bersama kita melangkahkan kaki di keramaian. Kita membunuh waktu dengan duduk bersama, tertawa, dan bercerita tentang segala asa di benak. Kemarin, aku meletakkan tanganku dengan erat dipundakmu dan membelai rambutmu namun tanpa menciptakan imaji liar. Sungguh bersamamu adalah salah satu saat terindah dalam hidup, meskipun tanpa membawa hasrat kepada kisah masa lalu.
Masih pada hari kemarin, kau ceritakan kepadaku dengan rasa yang bergelora tentang sandaran hatimu. Kau ceritakan kepadaku tentang angan-anganmu bersamanya dalam menapakkan kaki pada kehidupan. Tanpa kau ceritakan, tetapi wajahmu sanggup mengungkapkan kebahagiaan yang kau rasakan. Akan tetapi, perlu kau ketahui bahwa itu adalah bahagiaku juga.
Kemarin, hari ini, dan seterusnya, aku akan membiarkan semuanya seperti ini. Akan membiarkan rasa itu pernah ada dan akan tetap ada. Aku tidak akan berusaha untuk melangkahkan kaki lebih jauh lagi, pun tidak akan berusaha untuk menghidupkan kembali cerita masa lalu. Karena cerita itu telah usai. Namun catatlah dibenakmu bahwa aku akan selalu tulus menyayangimu dan tidak akan pernah melupakanmu, bukan karena aku tidak sanggup melupakanmu. Juga bukan karena kau yang terindah. Tetapi karena aku merasa bahagia dengan keadaan ini. Dan....aku yakin kelak kaupun akan mengerti dengan semua ini.